Kisah nyata dari “Buku Indahnya Berbisnis dengan Tuhan� |
Duapuluh tahun yang lalu, tepatnya tahun 1986 Penulis berhenti sekolah
dasar karena tidak ada biaya. Tahun 1987 merantau ke Jakarta dengan
terlebih dahulu menjadi kuli panggul singkong untuk ongkos
perjalanannya. Lalu berjalan kaki sejauh 25 km di jalan setapak yang
curam untuk mencapai jalan aspal karena tidak cukup uang untuk naik
ojek. Sampai di kota metropolitan, penulis menjadi kernet jahit. Setiap
malam tidur beralaskan bahan levis dan terkadang tidur di atas mesin
obras. Ruangannya sangat sempit, bau, panas dan pengap. Tiga bulan
kemudian terdampar di sebuah Panti Asuhan selama enam tahun.
Subhanallah... betapa dahsyatnya rahasia-Mu. Ujian semakin terasa berat ketika tahun 1995. Saat itu ayah penulis sakit reumatik kronis dan TBC berat. Sungguh penulis sangat sedih karena tidak mampu membiayainya di Rumah Sakit. Tiga tahun kemudian ayah meninggal dunia dalam usia sangat muda (43 tahun). Ayah wafat meninggalkan empat anak yang masih bersekolah. Akhirnya semua tanggung jawab ayah berpindah ke pundak penulis sebagai anak laki-laki tertua. Subhanallah... Cobaan dan ujian ini kadang terasa sangat berat. Pada saat itu penulis belum tahu bahwa perjalanan takdir itu akan menjadi pintu karunia terbesar dalam hidup ini. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid (57):22) Perjalanan takdir hidup ini terus melaju menuju terminal- nya. Walau terasa sangat berat dengan kerikil dan duri kehidupan yang berliku. Namun tiada sungai yang tidak berhulu. Penulis sangat yakin dengan janji Allah “Bahwa setelah kesusahan pasti ada kemudahan dan bersama kesusahan pasti disertai kemudahan yang lain”. (QS.Al-Insyiroh (94):5-8). Janji Allah ini benar-benar telah penulis temukan dan rasakan dalam banyak kenikmatan hidup. Salah satunya adalah kemudahan hadirnya buku ini kehadapan pembaca sekalian. Sesungguhnya, inspirasi buku ini berawal dari kisah ajaib perjalanan takdir penulis untuk bisa belajar di Annajah (dulu Darunnajah) Jakarta. Walau anak kampung yang sangat udik tetapi atas kerja keras, bimbingan guru, do’a dan anugerah-Nya penulis selalu berada di ranking tiga besar. Hidup di panti asuhan tidak menjadi kendala untuk bangkit dan menjemput prestasi. Sehingga berkat prestasi dan do’a orang tua pada tahun 1993 penulis dapat meraih tiket beasiswa ke Negara Kuwait. Sungguh karunia Allah SWT yang sangat besar. Dan setelah penulis berada di Kuwait, nikmat demi nikmat terus mengalir bak air terjun yang terus mengisi garis takdir kehidupan penulis. Diusia 19 tahun penulis dianugerahi kesempatan study banding ke negara-negara ASEAN. Tujuan utamanya adalah untuk mengadakan seminar, kemping dan bertemu dengan tokoh, ulama, dan orang-orang sholeh. Di negeri jiran ini penulis bertemu dengan Abu Urwah penulis buku terkemuka, pimpinan Jama’ah Islah Malaysia (JIM). Ia adalah tokoh oposisi dan reformasi paling vokal menyuarakan keadilan dan kebenaran. Ia sudah berkali-kali dijebloskan ke penjara karena dianggap subersive namun tetap sabar dan istikomah dalam membela keadilan dan hak-hak demokrasi rakyat malaysia. Berkat kegigihannya, saat ini Abu Urwah bersama putri Dr. Anwar Ibrahim dipilih rakyatnya untuk berjuang di kursi Parlemen Malaysia. Penulis sangat senang dapat bertemu dan berdiskusi dengannya. Penulis berharap dunia ini memiliki banyak tokoh reformis yang gigih membela keadilan seperti beliau. Di Kuala Lumpur Penulis juga bertemu dengan direksi Bank Islam Malaysia (BIM). Ia mengisahkan bahwa berdirinya BIM ini penuh dengan perjuangan dan tantangan yang sangat besar, baik dari kalangan Muslim atau non Muslim, baik instansi pemerintahan ataupun non pemerintahan. Bank dengan sistem bagi hasil ini semula sangat diragukan banyak orang akan kemampuannya. Namun, waktu membuktikan, kalau bank ini kini menjadi bank tercepat perkembangannya dan terbaik dalam berbagi keuntungannya. Perjalanan tersebut juga menambah keyakinan Penulis, bahwa siapapun yang komitmen dengan syariah, Allah akan memberikan pertolongan dan keuntungan, baik di dunia serta akhiratnya. Inspirasi buku ini juga banyak dipengaruhi oleh pertemuan dan persahabatan penulis dengan pelajar internasional dan guru serta ulama di Qurtubah Kuwait. Penulis masih teringat dan terbayang dengan wajah ceria teman-teman yang pernah satu kamar di Asrama. Mereka adalah Islam Karimove dari Rusia, Umar Bigovice dari Bosnia, Abdul Azis Yonoo dari Thailand, Khairuddin dari Pilipina, Fhation dari Al-Bania, Muchtar dari Maurusius, Mohammad Dzorif dari Singapura, Nirsyad dari Uzbekistan, Abdul Basyir dari Negeria, dll. Mereka adalah sahabat penulis yang cerdas, santun, religious dan peduli. Mereka telah banyak memberikan kontribusi positif kepada penulis. Semoga Allah menjadikan mereka pemimpin yang sukses dan mampu mengantarkan negaranya menuju kehidupan yang lebih adil, aman, sejahtera dan diridhoi Allah SWT. Sungguh beruntung mantan tukang kuli panggul singkong ini, karena bisa bertemu dan bersahabat dengan kontributor ummat di belahan dunia. Nikmat lain yang selalu berkesan dalam persahabatan ini adalah ketika penulis dipertemukan Allah dengan ulama dan panglima mujahid Afghanistan. Ia bernama syeikh Abdurrozak. Sosok lelaki yang tangguh dan sabar dalam mengusir dan mengahancurkan penjajah Uni Soviet selama 9 tahun. Ia seorang ulama alumni sebuah Universitas terkenal di Mesir. Ia hafal 30 juz Al-Qur’an dengan baik. Padahal, jalan kehidupannya dulu begitu berliku! Dimasa muda, ia ketua geng Mafia. Namun, kemudian ia disadarkan oleh seorang hafizah mahasiswi Al-Azhar yang akan diperkosanya semasa ia jahil. Ajaibnya, 9 tahun kemudian Allah mentakdirkan wanita yang akan ia perkosa itu menjadi istri yang kini sangat dicintainya. Padahal, prosesnya bukan ia yang mencari calon itu, tapi orang lain. Kisah ini, menjadikan Penulis bertambah yakin akan nyatanya hidayah dan pertolongan Allah SWT. Pertolongan Allah akan diberikan kepada siapa saja dan di mana saja. Karena Allah benar-benar sangat berkuasa menganugerahkan karunia apa pun sesuai dengan kehendak-Nya. Maha suci Allah yang Maha Kaya Raya dan Maha Kuasa.Setelah enam tahun penulis menikmati beasiswa di negara metro dollar Kuwait, tahun 1998 penulis mendapat dana beasiswa belajar di FISIP Hubungan Internasional di Jakarta. Lalu tahun 2004 menjadi Direktur Utama di sebuah perusahaan swasta nasional. Dua tahun kemudian penulis bertemu dengan mantan pemulung yang mampu menjadi miliyarder dalam tiga tahun. Ia akhirnya menjadi sahabat karib dan menjadi salah satu inspirator terbesar untuk menulis buku yang ada dalam genggaman pembaca sekalian. Tentunya, kisah dan kiat sukses mantan pemulung dalam buku ini akan menjadi energi positif bagi kita untuk bangkit, bergerak, dan beramal menjadi manusia yang lebih optimis, bermanfaat dan lebih bermartabat. Subhanallah... benar-benar nikmat yang sangat besar. Sungguh penulis sangat bersyukur dengan anugerah takdir ini. Walau kadang di hati kecil ini masih ada pertanyaan “Mengapa mesti penulis yang mendapatkan nikmat luar biasa ini?”. Seorang “Wong nDeso”, anak petani miskin dari Kampung mariuk, Jampang, Sukabumi yang masih jauh dari peradaban modern. Subhaanallah... wal-hamdulillah... walaa ilaha illallah wallahu akbar... Atas karunia-Nya ini penulis selalu meyakini bahwa di dunia ini tidak ada yang mustahil. Walau Penulis sadar bahwa takdir kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan dapat diraih dengan gratis. Tetapi semuanya harus dibayar dengan tekad yang bulat, niat yang ikhlas, usaha yang maksimal dan keberanian mengambil resiko. Hal ini senada dengan yang dikatakan Vincent Van Gogh “Great things are not something accidental, but must certainly be willed,” (Kesuksesan besar tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasrat yang benar-benar diingini). Penulis bersyukur dengan keajaiban dan anugerah Allah yang selalu menyertai setiap langkah menuju perjalanan takdir ini. Pertemuan demi pertemuan dengan orang-orang sholeh membuat hati ini semakin yakin, bahwa yang mampu mengangkat The Secret (rahasia) dalam hidup ini bukan hanya Rhonda Byrne, tapi siapapun kita, akan mampu membuka tabir rahasia hidup dan keajaiban Allah SWT. Semoga rahasia dan keajaiban Allah yang telah penulis temukan dan Anda rasakan, akan menjadi inspirasi jitu untuk kehidupan kita, ummat dan bangsa ini menuju takdir yang lebih baik dan penuh makna. Bisa!!! “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah (ilmu dan hikmah). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.Luqman (31): 27) “Hidup ini adalah sebuah spektrum perjalanan yang panjang. Hidup di dunia ini diawali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Terminal akhir dari kehidupan adalah untuk bertemu dengan Tuhan di syurga-Nya”. Jangan Takut dan Jangan Bersedih! Semua manusia sangat layak dan berhak mendapat apa yang mereka inginkan. Namun kita harus ingat bahwa dalam mewujudkan apapun yang kita inginkan, sesungguhnya dibutuhkan keyakinan, pengorbanan, kesungguhan dan ketekunan. Pada prosesnya kita akan menemukan kenyataan yang tidak mulus, bahkan mungkin akan terasa pahit, membosankan dan melelahkan. Namun apapun tantangan dan problematikanya, maka nikmatilah hidup ini dengan tenang dan senang. Karena Allah tidak akan pernah memberikan beban apapun kepada kita, melebihi kapasitas kemampuan kita. Segera bangkit dan bergerak untuk beramal yang terbaik untuk kehidupan dan masa depan kita. “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al-Baqarah (2): 286). Berbisnis dengan Tuhan insya Allah akan menjadikan pribadi yang selalu yakin dan optimis dalam menjemput sukses dunia akhirat. Kekuatannya akan senantiasa setia menemani kita, sampai tiba di terminal keinginan yang kita dambakan. Enjoy the Beauty of Trading With Allah in Your Life! Salam Dahsyat! Baca lebih lengkapnya dalam buku ”Indahnya Berbisnis dengan Tuhan”, seri satu (Life Management Series 1) karya Ust. Ayi Muzayini E.K, dengan pengantar DR. Hidayat Nur Wahid,MA. Penerbit Fatihah Publishing, Buku ini akan menemani Anda menuju apa yang Anda inginkan. Diangkat dari kisah nyata yang sangat istimewa dan penuh haru. Terdiri dari 10 bagian kisah yang unik dan penuh inspiratif. Tebal 296 halaman dengan harga konsumen Rp.58.000 (sudah termasuk ongkos kirim). Harga distributor Rp.30.000,- (minimal pengambilan 60 buku). Segera pesan, persediaan terbatas. Pemesanan, masukan dan tanggapan dapat dikirim ke Jl.Pesantren No 55A 03/05 Kreo Selatan Larangan Tangerang 15156. HP 0813.8244.2222 Telp. (021)-68.99.23.24 – 7388.41.52 Fax (021)-585.45.01 Email : ayi.okey@gmail.com www.ayi-ibet.blogspot.com |
Kamis, 10 Juni 2010
Indahnya Cinta dan Rahasia Ilahi
belajar dari pemulung sampah
Oleh: Aminuddin Imam Muhayi. Email:amienuddin@telkom.net
Pagi buta, ia sudah siap dengan keranjang besar di punggungnya, tongkat penjepit dan magnet bundar di ujungnya. Ia datangi satu demi satu tong sampah di setiap rumah. Ia korek-korek, kadang ia mendapati botol plastik, kadang ia dapati kaleng bekas minuman bersoda, kadang ia dapati kardus dan Koran. Ia mulai memisahkan berdasarkan jenisnya.
Menjelang siang hari keranjang besar itu sudah penuh dengan sampah beraneka jenis. Ia datangi pengepul, ditukarnya sekeranjang sampah itu dengan beberapa lembar uang ribuan setelah sebelumnya ditimbang berdasarkan jenisnya. Pemulung memang mendapatkan uang tidak sebesar yang kita dapatkan, tapi ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil?
Pertama, Bergegaslah dan jangan Malas!.
Kantuk adalah tanda kehidupan, tapi manakala kantuk itu menjadi alasan utama yang membuat kita berhenti beraktivitas wajib, maka itu adalah tanda "kematian". Kita harus mengalahkan kantuk dan kemalasan setiap hari. Bahkan Rasulullah mengajari kita untuk berlindung dari kelemahan dan kemalasan. Setiap hari pemulung harus berpacu dengan tukang sampah, ketika ia terlambat beberapa saat saja, ia akan kehilangan sampah yang seharusnya bisa pungut. Walau hanya dibalut dengan baju atau kaos lusuh plus celana seadanya, ia harus bergegas sembari bersusah payah membelalakkan kedua matanya untuk mengusir kantuk yang mendera. Ia akhirnya setiap hari berhasil mengalahkan kemalasan, sikap lemah dan berhasil menjemput rizkinya di balik tong-tong sampah. Bagaiman dengan kita?
Kedua, sambut pagi!.
Memulai aktifitas dari pagi hari. Rasulullah pernah besabda:
بورك أمتي في بكورهم, artinya: "Umat ku diberkahi pada pagi hari mereka". Seorang muslim setelah menjalankan shalat malam, dan kemudian istirahat sebentar lalu menjalankan shalat subuh di masjid, tibalah saatnya untuk mencari karunia Allah di muka bumi. Kita diwajibkan menyebar di segenap bumi untuk mencari maisyah, mencari sumber-sumber rezeki dari berbagai pintunya. Apapun profesi kita, apakah guru, pedagang, pebisnis, karyawan, pagi hari adalah waktu yang sangat baik untuk memulai aktivitas. Pagi adalah awal hari, saat fajar mulai menunjukkan kemerahannya, disusul mentari, kicauan burung dan kokokan ayam jantan. Udara pagi hari seberapapun kotornya nanti, adalah kondisi paling ideal untuk dihirup seluruh makhluq hidup termasuk kita. Saat itu pula badan kita telah kembali segar dan bergairah, setelah beberapa jam kita terlelap dan kita biarkan sel-sel tubuh kita meregenerasi dirinya. Saat itulah kuncup-kuncup bunga kembali bermekaran, setelah semalaman ia menguncupkan dirinya. Saat itulah bayi-bayi membuka matanya, tersenyum menebarkan kebahagiaan bagi setiap orang yang menatapnya. Saat itulah Malaikat mendoakan keberkahan bagi orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah. Itulah pagi hari. Maka sebaik-baik aktivitas yang baik idealnya kita mulai saat pagi.
Ketiga, bawalah bekal walau itu berat!.
Lihatlah pemulung, keranjangnya melebihi besar tubuhnya, dipikul di punggungnya, iapun membawa tongkat untuk memudahkan memungut sampah. Ia paham benar apa yang akan ia lakukan dengan bekalnya. Keranjangnya sebanding dengan uang yang ia harapkan setelah ia menjual sampah hasil pencariannya. Bahwa kita dengan berbagai profesi kita, membutuhkan bekal untuk mencapai impian dan hasil yang kita harapkan. Semakin kita siap dan sungguh-sungguh mempersiapkannya semakin siap kita menjemput impian dan sukses yang kita harapkan itu. Kadang bekal itu sangat berat, dan itulah mungkin resiko yang harus kita pikul agar hasil yang kita capai maksimal. Dan sebaik-baik bekal sesungguhnya adalah taqwa, apapun impian yang ingin anda capai. Karena taqwa dijadikan Allah sebagai wasilah agar kita ditolong, agar kita memperoleh jalan keluar dari setiap keruwetan yang kita hadapi, agar kita dimudahkan dan agar kita memperoleh rezeki dari pintu yang tidak kita sangka-sangka.
Keempat, kumpulkan sedikit demi sedikit!.
Keranjang tukang sampai begitu besar, sementara sampah-sampah yang ia pungut mungkin hanya satu buah disetiap tong sampah, malah mungkin ia tidak dapatkan satupun darinya. Tapi ia tidak pernah berhenti dan bosan untuk menghentikan kerjanya, memunguti satu demi satu, mengumpulkan sampah-sampah hingga keranjangnya penuh. Anda, saya mungkin memiliki impian dan target pencapaian yang sangat besar. Seakan-akan target itu sulit bahkan mustahil kita penuhi. Tapi yakinlah bahwa jika sedikit demi sedikit kita kumpulkan kemampuan dan hasil-hasil kecil itu hingga akhirnya target kita terpenuhi. Lihatlah bukankah buku-buku ditulis selembar demi selembar. Lihatlah bukankah banjir itu berasal dari kumpulan dari setitik air hujan?
Kelima, klasifikasikan yang Anda temukan!.
Apapun yang kita miliki, kita dapatkan dan kita hasilkan cobalah untuk dikumpulkan sesuai dengan jenisnya. Itu akan memudahkan kita untuk memikirkannya dan managenya. Klasifikasi itu akan memberi kita nilai yang lebih daripada kita satukan. Bukankan ketika seorang pemulung menjual sampahnya berdasarkan jenisnya ia akan memperoleh uang lebih daripada ia memborongkannya?
Keenam, tukarlah apa yang telah anda hasilkan!.
Berapapun hasilnya yang telah anda peroleh, ia tidak akan bernilai apapun jika tidak Anda tukar dengan sesuatu yang anda inginkan. Bukankah Allah telah mewajibkan hambanya untuk beribadah kepadaNya, tapi Dia juga memberikan bagi hambanya surga dengan rahmatNya? Surga adalah nilai tukar yang akan kita dapatkan setelah kewajiban kita jalankan, walaupun ibadah itu sebenarnya sangat tidak sebanding dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Itulah pelajaran yang dapat kita ambil dari seorang pemulung. Wallahu a'lam.
Sumber photo: jakartadailyphoto.com
Rabu, 09 Juni 2010
MENGUCAPKAN SALAM MENURUT ISLAM
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr Ayat 23:
Dialah Allah, tidak ada ilaah(sesembahan) yang layak kecuali Dia, Maha Rajadiraja, yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Mengaruniai rasa aman, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan.
Didalam ayat ini, As-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu dari Nama-nama Agung Allah SWT. Kini, Kita akan mencoba untuk memahami arti, keutamaan dan penggunaan kata Salam.
Sebelum terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan ungkapan-ungkapan yang lain, seperti Hayakallah yang artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan ungkapan Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti Semoga Allah menjadi Pelindungmu.
Ungkapan Islami ini lebih berbobot dibandingkan dengan ungkapan-ungkapan kasih-sayang yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan-alasan berikut ini.
1. Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
2. Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.
3. Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, “Aku berdoa semoga kamu sejahtera.” Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan (perlakuan)nya, lidah (lisan)nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.
Ibnu Al-Arabi didalam Ahkamul Qur’an mengatakan:
Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’
Kesimpulannya, bahwa Salam berarti, (i) Mengingat (dzikr) Allah SWT, (ii) Pengingat diri, (iii) Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim, (iv) Doa yang istimewa, dan (v) Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’
Sebuah Hadits merangkumnya dengan indah:
Muslim sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya
Jika kita memahami hadits ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat Muslim. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama diantara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
Ada beberapa Sabda Rasulullah, SAW yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antar seluruh Muslim.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.” (Muslim)
Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain)
Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu'jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.”
Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika”.
Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan Salam yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan Salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi Salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah didalam Al-Qur’an.”
Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, membalas Salam dengan tiga frasa (anak kalimat) itu hukumnya Sunnah, yaitu cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kebijaksanaan membatasi Salam dengan tiga frasa ini karena Salam dimaksudkan sebagai komunikasi ringkas bukannya pembicaraan panjang.
Didalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat obyektif tanpa menunjuk subyeknya. Dengan demikian Al-Qur’an mengajarkan etika membalas penghormatan. Disini secara tidak langsung kita diperintah untuk saling memberi salam. Tidak adanya subyek menunjukkan bahwa hal saling memberi salam adalah kebiasaan normal dan wajar yang selalu dilakukan oleh orang-orang beriman. Tentu saja yang mengawali mengucapkan salamlah yang lebih dekat kepada Allah SWT sebagaimana sudah dijelaskan diatas.
Hasan Basri menyimpulkan bahwa:
“ Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban”
Disebutkan didalam Muwattha' Imam Malik, diriwayatkan oleh Tufail bin Ubai bin Ka’ab bahwa, Abdullah bin Umar RA biasa pergi ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang disana tanpa ada keperluan membeli atau menjual apapun. Ia benar-benar memahami arti penting mengawali mengucapkan salam.
Pada bagian kalimat terakhir Surat An-Nisa ayat 86, Allah SWT berfirman:
... Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
Disini, mendahului memberi salam dan membalasnya juga termasuk yang diperhitungkan. Maka kita hendaknya menyukai mendahului memberi salam. Sama halnya kita harus membalas salam demi menyenangkan Allah SWT dan menyuburkan kasih-sayang diantara kita semua.
Rasulullah SAW selanjutnya memberikan arahan memberi salam bahwa:
• Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan-kaki.
• Orang yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk.
• Kelompok yang lebih sedikit memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya.
• Yang meninggalkan tempat memberi salam kepada yang tinggal.
• Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di rumah (malaikat yang akan menjawab).
• Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu.
Pengecualian kewajiban menjawab salam:
• Ketika sedang sholat. Membalas ucapan salam ketika sholat membatalkan sholatnya.
• Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam.
• Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.
Selanjutnya, Allah SWT menerangkan keutamaan salam didalam surat Al-An’aam ayat 54:
Jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) datang kepadamu, ucapkanlah “Salaamun’alaikum (selamat-sejahtera bagimu)”, Tuhanmu telah menetapkan bagi diri-Nya kasih-sayang. (Yaitu) Bahwa barangsiapa berbuat kejahatan karena kejahilannya (tidak tahu/bodoh) kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Di ayat ini Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW sehubungan dengan orang-orang beriman yang miskin, yang hampir semuanya menumpang tinggal di tempat para sahabat. Walaupun orang-orang kafir yang kaya meminta agar Rasulullah SAW mengusir para dhuafa’ itu supaya orang-orang kaya itu bisa bersama Rasulullah, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyambut para dhuafa’ Muslim itu dengan ‘Assalamu ‘alaikum’ pada sa’at kedatangan mereka. Hal ini mengandung dua arti: Pertama, menyampaikan penghormatan dari Allah SWT kepada mereka. Ini adalah kehormatan dan penghargaan yang tinggi bagi Muslim yang miskin dan tulus hati. Perlakuan ini menguatkan hati dan menambah semangat mereka. Arti ke-dua, menyampaikan sambutan yang baik yang pantas mereka terima, atas ijin Allah SWT, dengan nyaman, damai dan tenang, meskipun jika mereka membuat beberapa kesalahan.
Semoga Allah SWT menganugerahi kita kesanggupan untuk melaksanakan pengucapan salam dengan semangat islami yang lurus didalam hidup kita sehari-hari dan dengan melaksanakannya menumbuhkan kasih-sayang dan persatuan diantara kita. Amiin.
Tasawuf Mendamaikan Dunia
SEBUAH WAHYU LANGSUNG UNTUK 'ALI Suatu hari ketika 'Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang musuhnya patah dan orangnya terjatuh. 'Ali berdiri di atas musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia berkata, "Jika pedangmu berada di tanganmu, maka aku akan lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah, maka aku tidak boleh menyerangmu." "Kalau aku punya pedang saat ini, aku akan memutuskan tangan-tanganmu dan kaki-kakimu," orang itu berteriak balik. "Baiklah kalau begitu," jawab 'Ali, dan dia menyerahkan pedangnya ke tangan orang itu. "Apa yang sedang kamu lakukan", tanya orang itu kebingungan. "Bukankah saya ini musuhmu?" Ali memandang tepat di matanya dan berkata, "Kamu bersumpah kalau memiliki sebuah pedang di tanganmu, maka kamu akan membunuhku. Sekarang kamu telah memiliki pedangku, karena itu majulah dan seranglah aku". Tetapi orang itu tidak mampu. "Itulah kebodohanmu dan kesombongan berkata-kata," jelas 'Ali. "Di dalam agama Allah tidak ada perkelahian atau permusuhan antara kamu dan aku. Kita bersaudara. Perang yang sebenarnya adalah antara kebenaran dan kekurangan kebijakanmu. Yaitu antara kebenaran dan dusta. Engkau dan aku sedang menyaksikan pertempuran itu. Engkau adalah saudaraku. Jika aku menyakitimu dalam keadaan seperti ini, maka aku harus mempertanggungjawabkannya pada hari kiamat. Allah akan mempertanyakan hal ini kepadaku." "Inikah cara Islam?" Orang itu bertanya. "Ya," jawab 'Ali, "Ini adalah firman Allah, yang Mahakuasa, dan Sang Unik." Dengan segera, orang itu bersujud di kaki 'Ali dan memohon, "Ajarkan aku syahadat." Dan 'Ali pun mengajarkannya, "Tiada tuhan melainkan Allah. Tiada yang ada selain Engkau, ya Allah." Hal yang sama terjadi pada pertempuran berikutnya. 'Ali menjatuhkan lawannya, meletakkan kakinya di atas dada orang itu dan menempelkan pedangnya ke leher orang itu. Tetapi sekali lagi dia tidak membunuh orang itu. "Mengapa kamu tidak membunuh aku?" Orang itu berteriak dengan marah. "Aku adalah musuhmu. Mengapa kamu hanya berdiri saja?,' Dan dia meludahi muka 'Ali. Mulanya 'Ali menjadi marah, tetapi kemudian dia mengangkat kakinya dari dada orang itu dan menarik pedangnya. "Aku bukan musuhmu", Ali menjawab. "Musuh yang sebenarnya adalah sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita. Engkau adalah saudaraku, tetapi engkau meludahi mukaku. Ketika engkau meludahi aku, aku menjadi marah dan keangkuhan datang kepadaku. Jika aku membunuhmu dalam keadaan seperti itu, maka aku akan menjadi seorang yang berdosa, seorang pembunuh. Aku akan menjadi seperti semua orang yang kulawan. Perbuatan buruk itu akan terekam atas namaku. Itulah sebabnya aku tidak membunuhmu." "Kalau begitu tidak ada pertempuran antara kau dan aku?" orang itu bertanya. "Tidak. Pertempuran adalah antara kearifan dan kesombongan. Antara kebenaran dan kepalsuan". 'Ali menjelaskan kepadanya. "Meskipun engkau telah meludahiku, dan mendesakku untuk membunuhmu, aku tak boleh." "Dari mana datangnya ketentuan semacam itu?" "Itulah ketentuan Allah. Itulah Islam." Dengan segera orang itu tersungkur di kaki 'Ali dan dia juga diajari dua kalimat syahadat. |
cerita sufi
SULTAN YANG MENJADI ORANG BUANGAN
Seorang Sultan Mesir konon mengumpulkan orang orang
terpelajar, dan-seperti biasanya--timbullah pertengkaran.
Pokok masalahnya adalah Mikraj Nabi Muhammad. Dikatakan,
pada kesempatan tersebut Nabi diambil dari tempat tidurnya,
dibawa ke langit. Selama waktu itu ia menyaksikan sorga
neraka, berbicara dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali,
mengalami pelbagai kejadian lain--dan dikembalikan ke
kamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat. Kendi air
yang terguling karena tersentuh Nabi waktu berangkat, airnya
masih belum habis ketika Nabi turun kembali.
Beberapa orang berpendapat bahwa hal itu benar, sebab ukuran
waktu disini dan di sana berbeda. Namun Sultan menganggapnya
tidak masuk akal.
Para ulama cendikia itu semuanya mengatakan bahwa segala hal
bisa saja terjadi karena kehendak Tuhan. Hal itu tidak
memuaskan raja.
Berita perbedaan pendapat itu akhirnya didengar oleh Sufi
Syeh Shahabuddin, yang segera saja menghadap raja. Sultan
menunjukkan kerendahan hati terhadap sang guru yang berkata,
"Saya bermaksud segera saja mengadakan pembuktian.
Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan bahwa ada
faktor-faktor yang bisa ditunjukkan, yang menjelaskan cerita
itu tanpa harus mendasarkan pada perkiraan ngawur atau akal,
yang dangkal dan terbatas."
Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Sang Syeh
memerintahkan agar yang sebuah dibuka. Sultan melihat keluar
melalui jendela itu. Di pegunungan nunjauh disana terlihat
olehnya sejumlah besar perajurit menyerang, bagaikan semut
banyaknya, menuju ke istana. Sang Sultan sangat ketakutan.
"Lupakan saja, tak ada apa-apa," kata Syeh itu.
Ia menutup jendela itu lalu membukanya kembali. Kali ini tak
ada seorang perajurit pun yang tampak.
Ketika ia membuka jendela yang lain, kota yang di luar
tampak terbakar. Sultan berteriak ketakutan.
"Jangan bingung, Sultan; tak ada apa-apa," kata Syeh itu.
Ketika pintu itu ditutup lalu dibuka kembali, tak ada api
sama sekali.
Ketika jendela ketiga dibuka, terlihat banjir besar
mendekati istana. Kemudian ternyata lagi bahwa banjir itu
tak ada.
Jendela keempat dibuka, dan yang tampak bukan padang pasir
seperti biasanya, tetapi sebuah taman firdaus. Dan setelah
jendela tertutup lagi, lalu dibuka, pemandangan itu tak ada.
Kemudian Syeh meminta seember air, dan meminta Sultan
memasukkan kepalanya dalam air sesaat saja Segera setelah
Sultan melakukan itu, ia merasa berada di sebuah pantai yang
sepi, di tempat yang sama sekali tak dikenalnya, karena
kekuatan gaib Syeh itu. Sultan marah sekali dan ingin
membalas dendam.
Segera saja Sultan bertemu dengan beberapa orang penebang
kayu yang menanyakan siapa dirinya. Karena sulit menjelaskan
siapa dia sebenarnya, Sultan mengatakan bahwa ia terdampar
di pantai itu karena kapalnya pecah. Mereka memberinya
pakaian, dan iapun berjalan ke sebuah kota. Di kota itu ada
seorang tukang besi yang melihatnya gelandangan, dan
bertanya siapa dia sebenarnya. Sultan menjawab bahwa ia
seorang pedagang yang terdampar, hidupnya tergantung pada
kebaikan hati penebang kayu, dan tanpa mata pencarian.
Orang itu kemudian menjelaskan tentang kebiasaan kota
tersebut. Semua pendatang baru boleh meminang wanita yang
pertama ditemuinya, meninggalkan tempat mandi, dan dengan
syarat si wanita itu harus menerimanya. Sultan itupun lalu
pergi ke tempat mandi umum, dan di lihatnya seorang gadis
cantik keluar dari tempat itu. Ia bertanya apa gadis itu
sudah kawin: ternyata sudah. Jadi ia harus menanyakan yang
berikutnya, yang wajahnya sangat buruk. Dan yang berikutnya
lagi. Yang ke empat sungguh-sungguh molek. Katanya ia belum
kawin, tetapi ditolaknya Sultan karena tubuh dan bajunya
yang tak karuan.
Tiba-tiba ada seorang lelaki berdiri didepan Sultan katanya,
"Aku disuruh ke mari menjemput seorang yang kusut di sini.
Ayo, ikut aku."
Sultanpun mengikuti pelayan itu, dan dibawa kesebuah rumah
yang sangat indah. Ia pun duduk di salah satu ruangannya
yang megah berjam-jam lamanya. Akhirnya empat wanita cantik
dan berpakaian indah-indah masuk, mengantarkan wanita kelima
yang lebih cantik lagi. Sultan mengenal wanita itu sebagai
wanita terakhir yang ditemuinya di rumah mandi umum tadi.
Wanita itu memberinya selamat datang dan mengatakan bahwa ia
telah bergegas pulang untuk menyiapkan kedatangannya, dan
bahwa penolakannya tadi itu sebenarnya sekedar merupakan
basa-basi saja, yang dilakukan oleh setiap wanita apabila
berada di jalan.
Kemudian menyusul makanan yang lezat. Jubah yang sangat
indah disiapkan untuk Sultan, dan musik yang merdu pun
diperdengarkan.
Sultan tinggal selama tujuh tahun bersama istrinya itu:
sampai ia menghambur-hamburkan habis warisan istrinya.
Kemudian wanita itu mengatakan bahwa kini Sultanlah yang
harus menanggung hidup keduanya bersama ketujuh anaknya.
Ingat pada sahabatnya yang pertama di kota itu, Sultan pun
kembali menemui tukang besi untuk meminta nasehat. Karena
Sultan tidak memiliki kemampuan apapun untuk bekerja, ia
disarankan pergi ke pasar menjadi kuli.
Dalam sehari, meskipun ia telah mengangkat beban yang sangat
berat, ia hanya bisa mendapatkan sepersepuluh dari uang yang
dibutuhkannya untuk menghidupi keluarganya.
Hari berikutnya Sultan pergi ke pantai, dan ia sampai di
tempat pertama kali dulu ia muncul di sini, tujuh tahun yang
lalu. Ia pun memutuskan untuk sembahyang, dan mengambil air
wudhu: dan pada saat itu pula mendadak ia berada kembali di
istananya, bersama-sama dengan Syeh itu dan segenap pegawai
keratonnya.
"Tujuh tahun dalam pengasingan, hai orang jahat" teriak
Sultan. "Tujuh tahun, menghidupi keluarga, dan harus menjadi
kuli: Apakah kau tidak takut kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa,
hingga berani melakukan hal itu terhadapku?"
"Tetapi kejadian itu hanya sesaat," kata guru Sufi tersebut,
"yakin waktu Baginda mencelupkan wajah ke air itu."
Para pegawai keraton membenarkan hal itu.
Sultan sama sekali tidak bisa mempercayai sepatah katapun.
Ia segera saja memerintahkan memenggal kepala Syeh itu.
Karena merasa bahwa hal itu akan terjadi? Syeh pun
menunjukkan kemampuannya dalam Ilmu Gaib (Ilm el-Ghaibat).
Iapun segera lenyap dari istana tiba-tiba berada di
Damaskus, yang jaraknya berhari-hari dari istana itu.
Dari kota itu ia menulis surat kepada Sultan:
"Tujuh tahun berlalu bagi tuan, seperti yang telah tuan
rasakan sendiri; padahal hanya sesaat saja wajah tuan
tercelup di air. Hal tersebut terjadi karena adanya
kekuatan-kekuatan tertentu, yang hanya dimaksudkan untuk
membuktikan apa yang bisa terjadi. Bukankah menurut kisah
itu, tempat tidur Nabi masih hangat dan kendi air itu belum
habis isinya?
Yang penting bukanlah terjadi atau tidaknya peristiwa itu.
Segalanya mungkin terjadi. Namun, yang penting adalah makna
kenyataan itu. Dalam hal tuan, tak ada makna sama sekali.
Dalam hal Nabi, peristiwa itu mengandung makna."
Catatan
Dinyatakan, setiap ayat dalam Quran memiliki tujuh arti,
masing-masing sesuai untuk keadaan pcmbaca atau
pendengarnya.
Kisah ini, seperti macam lain yang banyak beredar di
kalangan Sufi, menekankan nasehat Muhammad, "Berbicaralah
kepada setiap orang sesuai dengan taraf pemahamannya."
Metode Sufi, menurut Ibrahim Khawas, adalah: "Tunjukkan hal
yang tak diketahui sesuai dengan cara-cara yang 'diketahui'
khalayak."
Versi ini berasal dari naskah bernama Hu-Nama "Buku Hu"
dalam kumpulan Nawab Sardhana, bertahun 1596.
Tersesat di Surga Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk syurga dengan tumpukan amalnya.
Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.
“Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan…”
“Apa yang sudah anda lakukan?”
“Amal ibadah bekal bagi syurga saya nanti…”
“Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?”
Pemuda itu diam…lalu berkata,
“Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?”
“Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?”
“Saya sendiri…hmmm….”
“Jadi kamu mau masuk syurga sendiri dengan amal-amalmu itu?”
“Jelas dong tuan…”
“Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke syurga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…”
Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk syurga dengan tumpukan amalnya.
Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.
“Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan…”
“Apa yang sudah anda lakukan?”
“Amal ibadah bekal bagi syurga saya nanti…”
“Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?”
Pemuda itu diam…lalu berkata,
“Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?”“Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?”
“Saya sendiri…hmmm….”
“Jadi kamu mau masuk syurga sendiri dengan amal-amalmu itu?”
“Jelas dong tuan…”
“Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke syurga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…”
Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam, ingin sekali menampar muka sang sufi.
“Mana mungkin di syurga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat…” kata pemuda itu menuding Sang Sufi.
“Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya….”
“Toloong diperjelas…”“Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?”
“Lho kenapa?”
“Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?”
“Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua…”
“Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda?
Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?”Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang bagaimana soal tersesat di syurga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.
Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang sufi menepuk pundaknya.
“Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk syurga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan Pemilik dan Pencipta syurga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang bahagia?”
“Saya harus bagaimana tuan…”“Mulailah menuju Sang Pencipta syurga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke syurga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridlo dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya…”
Pemuda itu semakin bengong antara tahu dan tidak.
“Begini saja, anak muda. Mana mungkin syurga tanpa Allah, mana mungkin neraka bersama Allah?”
Pemuda itu tetap saja bengong. Mulutnya melongo seperti kerbau.
ISA DAN ORANG-ORANG BIMBANG
Diceritakan oleh Sang Guru Jalaludin Rumi dan yang
lain-lain, pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalan
di padang pasir dekat Baitulmukadis bersama-sama sekelompok
orang yang masih suka mementingkan diri sendiri.
Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepada
mereka Kata Rahasia yang telah dipergunakannya untuk
menghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kukatakan itu
padamu, kau pasti menyalahgunakannya."
Mereka berkata, "Kami sudah siap dan sesuai untuk
pengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akan
menambah keyakinan kami."
"Kalian tak memahami apa yang kalian minta," katanya -tetapi
diberitahukannya juga Kata Rahasia itu.
Segera setelah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu
tempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulang
yang sudah memutih. "Mari kita uji keampuhan Kata itu," kata
mereka, Dan diucapkanlah Kata itu.
Begitu Kata diucapkan, tulang-tulang itupun segera
terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liar
yang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampai
menjadi serpih-serpih daging.
Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yang
nalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini.
Catatan
Isa dalam kisah ini adalah Yesus, putra Maria. Kisah ini
mengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam Magang
Sihir, dan juga muncul dalam karya Rumi, di samping selalu
muncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentang
Yesus. Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali.
Yang sering disebut-sebut sebagai tokoh yang suka
mengulang-ngulang kisah ini adalah salah seorang di antara
yang berhak menyandang sebutan Sufi, Jabir putra al-Hayan,
yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, yang juga penemu
alkimia Kristen.
Ia meninggal sekitar 790. Aslinya ia orang Sabia, menurut
para pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimia
penting.
ORANG YANG MENYADARI KEMATIAN
Konon, ada seorang raja darwis yang berangkat mengadakan
perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain
memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya. Apa
yang dilakukan semua darwis tentu sama saja, yakni memberi
tahu orang-orang itu hal yang itu-itu juga: darwis itu
tampaknya mengulangi saja salah satu rumusan yang menjadi
perhatian darwis sepanjang masa.
Rumusan itu adalah: "Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu
maut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secara
khusus tertarik akan peringatan itu.
Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupun
penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan
menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak
ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan
keselamatan. Selama itu sang darwis duduk tenang, merenung,
sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan
adegan yang ada disekelilingnya.
Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit
tenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenang
darwis itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung.
Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak
menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang
lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan
kita dari maut?"
"Oh, tentu," jawab darwis itu. "Saya tahu, di laut selamanya
begitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada
di darat dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-hari
biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh lagi."
Catatan
Kisah ini ciptaan Bayazid dari Bistam, sebuah tempat
disebelah selatan Laut Kaspia. Ia adalah salah seorang
diantara Sufi Agung zaman lampau, dan meninggal pada paroh
kedua abad kesembilan.
Ayahnya seorang pengikut Zoroaster, dan ia menerima
pendidikan kebatinannya di India. Karena gurunya, Abu-Ali
dari Sind, tidak menguasai ritual Islam sepenuhnya, beberapa
ahli beranggapan bahwa Abu-Ali beragama Hindu, dan bahwa
Bayazid tentunya mempelajari metode mistik India. Tetapi
tidak ada ahli yang berwewenang, diantara Sufi, yang
mengikuti anggapan tersebut. Para pengikut Bayazid termasuk
kaum Bistamia.
ORANG YANG BERJALAN DI ATAS AIR
Seorang darwis yang suka berpegang pada kaidah, yang berasal
dari mazhab sangat saleh, pada suatu hari berjalan menyusur
tepi sungai. Ia memusatkan perhatian pada pelbagai masalah
moral dan ajaran, sebab itulah yang menjadi pokok perhatian
pengajaran Sufi dalam mazhabnya. Ia menyamakan agama
perasaan dengan pencarian Kebenaran mutlak.
Tiba-tiba renungannya terganggu oleh teriakan keras:
seseorang terdengar mengulang-ngulang suatu ungkapan darwis.
"Tak ada gunanya itu," katanya kepada diri sendiri, "sebab
orang itu telah salah mengucapkannya. Seharusnya
diucapkannya YA-HU, tapi dia mengucapkannya U-YA-HU."
Kemudian ia menyadari bahwa, sebagai Darwis yang lebih
teliti, ia mempunyai kewajiban untuk meluruskan ucapan orang
itu. Mungkin orang itu tidak pernah mempunyai kesempatan
mendapat bimbingan yang baik, dan karenanya telah berbuat
sebaik-baiknya untuk menyesuaikan diri dengan gagasan yang
ada di balik suara yang diucapkannya itu.
Demikianlah Darwis yang pertama itu menyewa perahu dan pergi
ke pulau di tengah-tengah arus sungai, tempat asal suara
yang didengarnya tadi.
Didapatinya orang itu duduk disebuah gubuk alang-alang,
bergerak-gerak sangat sukar teratur mengikuti ungkapan yang
diucapkannya itu. "Sahabat," kata darwis pertama, "Anda
keliru mengucapkan ungkapan itu. Saya berkewajiban
memberitahukan hal ini kepada Anda, sebab ada pahala bagi
orang yang memberi dan menerima nasehat. Inilah ucapan yang
benar." Lalu di beritahukannya ucapan itu.
"Terima kasih," kata darwis yang lain itu dengan rendah
hati.
Darwis pertama turun ke perahunya lagi, sangat puas, sebab
baru saja berbuat amal. Bagaimanapun, kalau orang bisa
mengulang-ngulang ungkapan rahasia itu dengan benar, ada
kemungkinan bisa berjalan diatas air. Hal itu memang belum
pernah disaksikannya sendiri tetapi --berdasarkan alasan
tertentu-- darwis pertama itu ingin sekali bisa melakukannya.
Kini ia tak mendengar lagi suara gubuk alang-alang itu,
namun ia yakin bahwa nasehatnya telah dilaksanakan
sebaik-baiknya.
Kemudian didengarnya kembali ucapan U-YA yang keliru itu
ketika darwis yang di pulau tersebut mulai mengulang-ngulang
ungkapannya.
Ketika darwis pertama merenungkan hal itu, memikirkan betapa
manusia memang suka bersikeras mempertahankan kekeliruan,
tiba-tiba disaksikannya pandangan yang menakjubkan. Dari
arah pulau itu, darwis kedua tadi tampak menuju perahunya,
berjalan diatas air.
Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung. Darwis keduapun
mendekatinya, katanya, "Saudara, maaf saya mengganggu Anda.
Saya datang untuk menanyakan cara yang benar untuk
mengucapkan ungkapan yang Anda beritahukan kepada saya tadi;
sulit benar rasanya mengingat-ingatnya."
Catatan
Dalam Bahasa Indonesia, hanya satu arti yang bisa
diungkapkan oleh kisah ini. Dalam versi Arab sering
dipergunakan kata-kata yang bunyinya sama tetapi berbeda
arti (homonim) untuk menyatakan bahwa kata itu bisa
dipergunakan untuk memperdalam kesadaran, disamping juga
menunjukkan sesuatu yang nilainya dangkal.
Di samping terdapat dalam sastra masa kini yang populer di
Timur, kisah ini juga didapati dalam naskah-naskah pelajaran
darwis, beberapa diantaranya sangat penting.
Versi ini berasal dan Kaum Asaaseen ('hakiki,' 'asli'), di
Timur Dekat dan Tengah.
|
SANG RAJA DAN ANAK MISKIN
Sendirian saja, orang tidak akan bisa menempuh jalan dalam
perjalanan batinnya. Kau tidak usah mencoba menempuhnya
sendirian, sebab harus ada pembimbingmu. Yang kita sebut
raja adalah pembimbing, dan anak miskin itu Si Pencari.
Dikisahkan, Raja Mahmud dan tentaranya terpisah. Ketika
sedang mengendarai kudanya kencang-kencang, dilihatnya
seorang anak lelaki kecil berada di tepi sungai. Anak itu
telah menebarkan jalanya ke sungai dan tampaknya sangat
murung.
"Anakku," kata Sang Raja, "kenapa kau murung? Tak pernah
kulihat orang semurung kau itu."
Anak lelaki itu menjawab, "Hamba salah seorang dari tujuh
bersaudara yang tidak berayah lagi. Kami hidup bersama ibu
kami dalam kemelaratan dan tanpa bantuan siapapun. Hamba
datang kemari setiap hari, memasang jala mencari ikan, agar
ada yang dimakan setiap malam. Kalau hamba tak menangkap
seekor ikanpun pada siang hari, malamnya kami tak punya
apa-apa."
"Anakku," kata Sang Raja, "bolehkah aku membantumu?" Anak
itu setuju, dan Rajapun melemparkan jala yang, karena
sentuhan kewibawaannya, menghasilkan seratus ikan."
Catatan
Oleh orang-orang yang belum luas pengetahuannya, sistem
metafisika sering dikira sebagai menolak nilai "benda
duniawi" atau, sebaliknya, menjanjikan melimpahnya
keuntungan kebendaan.
Namun, dalam Sufisme "hal-hal baik" yang dicapai tidak
selalu kiasan atau sama sekali harafiah. Kisah perumpamaan
ini berasal dari Faridudin Attar, dicantumkannya dalam
Parlemen Burung, dan dipergunakan dalam pengertian baik
harafiah maupun perlambangan. Menurut para darwis; seseorang
bisa mendapatkan kekayaan kebendaan dengan jalan Sufi,
apabila hal itu demi keuntungan Jalan dan juga dirinya
sendiri. Disamping itu, ia pun akan mendapatkan kepuasan
rohani sesuai dengan kemampuannya mempergunakan hal itu
dengan cara yang benar.
ANJING, TONGKAT DAN SUFI
Pada suatu hari seorang yang berpakaian sebagai Sufi
berjalan-jalan; ia melihat seekor anjing di jalan; ia pun
memukulnya dengan tongkat. Si Anjing, sambil melolong
kesakitan, berlari menuju Abu Said, Sang Ulama. Anjing
itupun menjatuhkan dirinya dekat kaki Sang Ulama sambil
memegang moncongnya yang terluka; ia mohon keadilan karena
telah diperlakukan secara kejam oleh sufi itu.
Abu Said mempertemukan keduanya. Kepada Sufi dikatakannya,
"O Saudara yang seenaknya, kenapa kau perlakukan binatang
dungu ini sekasar itu! Lihat akibatperbuatanmu!"
Sang Sufi menjawab,"itu sama sekali bukan salahku, tapi
salahnya Saya tidak memukulnya tanpa alasan, saya memukulnya
karena ia mengotori jubahku."
Tetapi Si Anjing tetap menyampaikan keluhannya.
Kemudian Sang Bijaksana berbicara kepada Anjing, "Dari pada
menunggu Ganti Rugi Akhirat, baiklah saya berikan ganti rugi
bagi rasa sakitmu itu."
Si Anjing berkata, "Sang Agung dan Bijaksana! Ketika saya
melihat orang ini berpakaian sebagai Sufi, saya berfikir
bahwa ia tak akan menyakiti saya. Seandainya saya melihat
orang yang berpakaian biasa saja, tentunya akan saya berikan
keleluasaan padanya untuk lewat. Kesalahan utama saya adalah
menganggap bahwa pakaian orang suci itu menandakan
keselamatan. Apabila Tuan ingin menghukumnya, rampaslah
pakaian Sufinya itu. Campakkan dia dari pakaian Kaum
Terpilih Pencari Kebenaran ..."
Anjing itu sendiri berada suatu Tahap dalam Jalan. Sangat
keliru kalau kita beranggapan bahwa manusia harus lebih baik
darinya.
Catatan
"Penciptaan keadaan" yang disini ditampilkan oleh jubah Sufi
sering disalahtafsirkan oleh kaum kebatinan dan keagamaan
apa saja sebagai sesuatu yang berhubungan dengan pengalaman
dari kegunaan nyata.
Kisah ini, dari buku Attar Ilahi-Nama, sering diulang-ulang
oleh para Sufi "Jalan Salah," dan dianggap ciptaan Hamdun Si
Pemutih Kain, pada abad kesembilan.
kumpulan do'a do'a setiap hari
1.Do’a Sebelum Makan
Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari Bismillahirrahmaaniraahiimi.
Artinya
: Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan
kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
2. Do’a Sesudah Makan
Alhamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiina
Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)
Alhamdulilaahilladzi ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.
Artinya
: Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan
melipahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud,
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Do’a Sebelum Tidur
Bismikallahhumma ahyaa wa bismika amuutu.
Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Do’a Sesudah Bangun Tidur
Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru
Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)
5.Do’a Terkejut Bangun Dari Tidur
A’uudzu bikalimaatillahit tammaati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuni
Artinya
: Aku berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan
Allah dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari
kehadiran mereka (HR. Abu Daud dan Tir-middzi)
6.Do’a Mimpi Baik
Alhamudlillaahirrabbil ‘alamiina
Artinya : Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam (HR. Bukhari)
7.Do’a Mimpi Tidak Baik
Allaahumma innii a;uudzu bika min ‘amalisy syaythaani, wa sayyi’aatil ahlaami
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)
8.Do’a Sesudah Duduk Bangun Tidur
Laa
ilaaha illaa anta subhaanaka allahuma zidnii ‘ilman wa laa tuzigh
qalbii ba’da idz hadaitanii wa hablii min ladunka rahmatan innaka antal
wahhaabu.
Artinya
: Tidak ada Tuhan melainkan Engkau, maha suci Engkau ya Allah, aku
minta ampun kepada-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu
tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahlah
ilmuku dan janganlah Engkau gelincirkan hatiku setelah Engkau memberi
petunjuk kepadaku, dan karuniakanlah rahmat untuk-ku daripada-Mu,
sesungguhnya Engkaulah yang maha Memberi. (HR. Abu Daud)
9.Do’a Menjelang Shubuh
Allaahumma innii a’uuzdu bika min dhiiqid dun-yaa wa dhiiqi yaumil qiyaamati.
Artinya : Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat. (HR. Abu Daud)
10. Do’a Menyambut Datangnya Pagi
Ashbagnaa
wa ashbahal mulku lillaahi ‘Azza wa jalla, wal hamdu lillaahi, wal
kibriyaa’u wal ‘azhamatu lillaahi, wal khalqu wal amru wallailu
wannahaaru wa maa sakana fiihimaa lillaahi Ta’aalaa. Allahummaj’al
awwala haadzan nahaari shalaahan wa ausathahu najaahan, wa aakhirahu
falaahan, yaa arhamar raahimiina.
Artinya
: Kami telah mendapatkan Shubuh dan jadilah segala kekuasaan kepunyaan
Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk,
segala urusan, malam dan siang dan segala yang terjadi pada keduanya,
semuanya kepunyaan Allah Ta’ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari
ini suatu kebaikan dan pertengahannya suatu kemenangan dan
penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling Penyayang dari
segala penyayang.
Allahumma innii as’aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan
Artinya
: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki
yang baik dan amal yang baik Diterima. (h.r. Ibnu Majah)
11. Do’a Menyambut Petang Hari
Amsainaa
wa amsal mulku lillaahi walhamdulillahi, laa ilaaha illallahu wahdahu
laa syariika lahu. Allahumma innii as’aluka min khairi haadzihil
lailati wa khhaiiri maa fiihaa, wa a’uudzu bika min syarrihaa wa
syarrimaa fiihaa. Allaahumma innii a’udzuu bika minal kasali walharami
wa suu’il kibari wa fitnatid dun-yaa wa ‘adzaabil qabri.
Artinya
: Kami telah mendapatkan petang, dan jadilah kekuasaan dan segala puji
kepunyaan Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Ya Allah, sesungguhnya aku
mohon kepada-Mu kebaikan malam ini dan kebaikan yang terdapat padanya
dan aku berlindung dengan-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang
terdapat padanya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari malas, tua
bangka, dan dari keburukan lanjut umur dan gangguan dunia dan azab
kubur. (HR. Muslim)
Allaahumma
anta rabbii, laa ilaaha illaa anta, ‘alaika tawakakaltu wa anta rabbul
‘arsyil ‘azhiimi, maa syaa’allahu kaana, wa maa lam yasya’ lam yakun.
Laa haula wa laa quwwata illaa billahil ‘alliyyil ‘azhiimi. A’lamu
annallaaha ‘alaa kuli syai’in qadiirun, wa annallahu qad ahaatha
bukillin syai’in ‘ilman. Allahumma innii a’uudzu bika min syarri
nafsii, wa min syarri kuli daabbatin anta aakhidzun bi naashiyatihaa.
Inaa rabbii’alaa shiraathin mustaqiimin.
Artinya
: Ya allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang lain kecuali
Engkau, kepada-Mu aku bertawakkal, dan engkau adalah penguasa ‘Arasy
Yang Maha Agung, apa yang dekehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang
tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi, tidak ada daya dan uapaya
melainkan dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Aku mengetahui
bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu, dan bahwa pengetahuan
Allah meliputi segala sesuatu. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari
kejahatan dariku, dan kejahatan setiap binatang yang melata yang Engkau
dapat bertindak terhadapnya, sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang
lurus.
12. Do’a Masuk Rumah
Assalaamu
‘alaynaa wa ‘ alaa ‘ibaadillahish shaalihiina. Allaahumma innii
as-aluka khayral mawliji wa khayral makhraji. Bismillahi walajnaa wa
bismillaahi kharahnaa wa ‘alallahi tawakkalnaa, alhamdulilaahil ladzii
awaanii.
Artinya
: Semoga Allah mencurahkan keselamatan atas kami dan atas
hamba-hamba-Nya yang shalih. Ya Allah, bahwasanya aku memohon pada-Mu
kebaikan tempat masuk dan tempat keluarku. Dengan menyebut nama-Mu aku
masuk, dan dengan mneyebut nama Allah aku keluar. Dan kepada Allah
Tuhan kami, kami berserah diri. Segala puji bagi Allah yang telah
melindungi kami. (HR. Abu Daud)
13. Do’a Keluar Rumah
Bismilaahi tawakkaltu ‘alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi.
Artinya
: Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan
tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja. (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi)
14. Do’a Menuju Masjid
Allaahummaj’al
fii qalbii nuuran wa fii lisaanii nuuran waj’al fii sam’ii nuuran
waj’al fii basharii nuuran waj’al min khalfii wa min amaamii nuuran
waj’al min fawqii nuuran wa min tahtii nuuran. Allahumma a’thinii
nuuran.
Artinya
: Ya Allah, jadikanlah dalam qalbuku nur, dalam lisanku nur, jadikanlah
dalam pendengaranku nur dan dalam penglihatanku nur. Jadikanlah
dari belakang-ku nur dan dari depanku nur. Jadikanlah dari atasku nur
dan dari bawahku nur. Ya Allah, berilah aku nur tersebut. (HR.Muslim)
15. Do’a Masuk Masjid
A’uudzu
billahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wa biwajhihil kariimi, wa bisulthaanihil
qadiimi minasy syaythaanir rajiimi alhamdu lillahi rabbil ‘aalamiina.
Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin.
Allaahumaghfirlii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatika.
Artinya
: Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Dan demi
wajah-Nya Yang Maha Mulia dan dengan kekuasaan-Nya Yang tak
berpermulaan (berlindung aku) dari kejahatan syaitan yang terkutuk.
Segala puji kepunyaan Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah, sanjung dan
selamatkanlah Nabi Muhammad saw. Dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah
segala dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu. (h.r. Abu
Daud)
Allaahummaftah lii abwaaba rahmatika.
Artinya : Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. (h.r. Muslim)
16. Do’a Keluar Masjid
Allaahumma innii as’aluka min fadhlika
Artinya : Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu. (HR. Muslim, Abu Daud, an-Nasa’I dan Ibnu Majah)
17. Do’a Masuk WC
Allaahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaa’itsi.
Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari syaitan besar laki-laki dan betina. (HR. Bukhari dan Muslim)
18. Do’a Keluar WC
Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.
Artinya
: Ku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah
menghilangkan penyakitku dan telah menyembuhkan/menyelamatkanku. (HR.
Abu Daud)
19. Sewaktu Bepergian
Allahumma
bika asra’iinu wa ‘alayka atawakkalu. Allaahumma dzallil lii shu’uubata
amrii wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarii warzuqnii minal khayri
aktsara mim maa athlubu washrif ‘ annii kulla syarrin. Rabbisyarahlii
shadrii wa yassirlii amrii. Allaahumma innii astahfizhuka wa
astawdi’uka nafsii wa diinii wa ahlii wa aqaaribii wa kulla maa an’amta
‘alayya wa ‘alayhim bihi min aakhiratin wa dun-yaa, fahfazhnaa
ajma’iina min kulli suu’in yaa kariimu, da’waahum
fiihaasubhaanakallahumma wa tahiyyatuhum fitha salaamun, wa aakhiru
da’waahum ‘anil hamdu lilaahi rabbil ‘ aalamiiina, wa shallallahu ‘alaa
sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihii wa shahbihii wa sallama.
Artinya
: Ya Allah, aku memohon pertolongann-Mu dan kepada-Mu aku menyerahkan
diri. Ya Allah, mudahkanlah kesulitan urusanku dan gampangkanlah
kesukaran perjalananku, berilah padaku rezeki yang baik dan lebih
banyak dari apa yang kuminta. Hindarkanlah dariku segala keburukan. Ya
Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah segala urusanku.
Ya
Allah, kumohon pemeliharaan-Mu dan kutitipkan diriku kepada-Mu,
agamaku, keluargaku, kerabatku dan semua yang Engkau ni’matkan padaku
dan kepada mereka, semenjak dari akhirat dan dunia. Peliharalah kami
semua dari keburukan, Ya Allah Yang Maha Mulia. Do’a mereka (dalam
surga) ialah : “Subhaanakallahumma” (artinya : Maha Suci Engkau ya
Allah). Ucapan sanjungan mereka di dalamnya ialah : “Salaam” (artinya :
keselamatan).
Dan
akhir do’a mereka padanya ialah ” “Alhamdulillahi rabbil aalamiin”,
(artinya : Segala puji bagi Allah Tuhan seantero alam). Dan semoga
Allah menyanjung dan memberi keselamatan kepada Nabi Muhammad saw. Dan
kepada keluarganya dan kepada sahabatnya, semoga Allah memberinya
keselamatan. (Disebutkan oleh an-Nawawi)
20. Do’a Tiba di Tujuan
Alhamdulillaahil ladzi sallamanii wal ladzii aawaanii wal ladzii jama’asy syamla bii.
Artinya
: Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan aku dan yang telah
melindungiku dan yang mengumpulkanku dengan keluargaku.
21. Do’a Ketika Bercermin
Alhamdulillaahil ladzii sawwaa khalqii fa’addalahu wa karrama shuurata wajhii fahassanahaa waja’alanii minal muslimiina.
Artinya
: Segala puji bagi Allah yang menyempurnakan kejadianku dan memperindah
dan memuliakan rupaku lalu, membaguskannya dan menjadikan aku orang
Islam. (HR. Ibnu as-Sani)
Allaahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii
Artinya : Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pulalah akhlakku. (HR. Ahmad)
22. Do’a Ketika Hendak Berpakaian
Biismilaahirrahmaanirrahiimi.
Allaahumma innii as-aluka min khayrihi wa khayri maa huwa lahu wa
a’uudzubika min syarrihi wa khayri maa huwa lahu.
Artinya
: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu
yang ada di pakaian ini. Dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan
pakaian ini dan kejahatan sesuatu yang ada di pakaian ini.
Alhamdulillahilladzii kasaanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwatin.
Artinya
: Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan pakaian ini kepadaku dan
mengkaruniakannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku. (HR. Ibnu
as-Sani)
23. Do’a Ketika Hendak Bersetubuh
Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.
Artinya
: Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan
dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan
pada kami. (HR. Bukhari)
24. Do’a Masuk Pasar
Bismillahi,
allahumma innii as-aluka khayra haadzihiz suuqi wa khayra maa fiihaa,
wa a’uudzu bika min syarri haadzihis suuqi wa min syarri maa fiithaa.
Allahumma innii a’uudzu bika an ushiiba fiihaa yamiinaam faajiratan aw
shafagatan khaasiratan.
Artinya
: Dengan nama Allah ya Allah aku memohon pada-Mu kebaikan pasar ini dan
kebaikan yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
pasar ini dan dari keburukan yang ada didalamnya. Dan aku berlindung
pada-Mu dari sumpah palsu dan dari suatu pembelian atau penjualan yang
merugikan. (HR. Hakim)
Bukti Kebesaran Allah dan Kebenaran Al-Qur’an
Maret 25, 2007 — awan sundiawan
Bukti Kebesaran Allah dan Kebenaran Al-Qur’an,update terakhir tanggal 9 june 2010
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]
Foto Kebesaran Allah SWT
Tidak semua peristiwa alam dapat dijelaskan dengan akal. Dalam
koleksi ini disajikan keajaiban alam. Koleksi ini dikumpulkan sedikit
demi sedikit dari internet. Jika anda merasa dapat memberikan tambahan
keterangan pada koleksi di bawah ini, silahkan beri komentar anda !. Mohon bersabar apabila agak lambat, karena fotonya ditampilkan semuanya.. Bukti Bahwa Bulan pernah Terbelah
Lafal Allah di Langit Ciputat.
(Foto : Andie wibianto)
Dari HP Zulherman Tanpa sengaja waktu dijalan ngeliat genangan air
berlafalkan ALLAH… subhanallah ( LOKASI pengambilan photo: Antara Cikarang – Tol Bekasi Timur( Jalan Utama /pinggir jalan Kalimalang ) Allahu Akbar ! )
Lapadz “Allah” yang terbentuk di telinga seorang bayi
Thanks for erwin atas sumbangan photonya.
Lafaz Allah pada Awan
Dahliani (26), pembuat kue Agar-Agar yang berlafazdh “Allah” di atasnya.
Dia memperlihatkan kue tersebut kepada wartawan di rumahnya di Desa Baet Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, Rabu (28/3)–foto: RAKYATACEH.COM
Lafal Allah pada Sebutir Telur
Lafal Allah pada Sehelai Daun
BATU TERAPUNG SELAMANYA (KATANYA SEJAK JAMAN NABI)
Batu karang yang sedang sujud.
Pohon Kaktus yang tumbuh membentuk Lafal Allah.
Buah Labu
Lafaz Allah tertulis dengan Jelas di Tanah Africa, di lihat dari satelit.
Lafaz Allah di Buah Melon
Lafaz Allah di Lautan , di lihat dari Satelit
Lafaz Allah di Tangan kita
dua Tempat suci umat islam, di lihat dari atas satelit, berkilau.
MEKKAH BERKILAU –
Ini adalah hasil pencitraan dari IKONOS Satelite milik Space Imaging Inc, AS. Masjidil Haram yang ‘diintai’ oleh AS pada 31 Oktober 1999 itu menampilkan fenomena menakjubkan. Terlihat di gambar hanya bagian Masjidil Haram saja yang berkilau sementara bangunan di sekitarnya tampak lebih gelap. Subhanallah. (NASA Astronomy Picture of The Day) (sumber : http://www.spaceimaging.com/gallery/ioweek/archive/01-12-09/index.htm)
Lafal Allah di Langit Ciputat.
(Foto : Andie wibianto)
Tulisan Allah di buah Terong
Yang terbaru adalah jilatan api saat terjadi ledakan di pipa gas milik Pertamina di lokasi lumpur Lapindo, jalan Tol Porong-Gempol KM 38 22 November 2006 lalu.
Api yang membubung setinggi hampir 1 kilometer itu ternyata sempat membentuk lafal Allah dalam tulisan Arab beberapa saat. (Foto: Samuel Johnson)
SEBATANG POHON SENDUDUK DENGAN BERBENTUK HURUFJAWI ALIF, LAM, LAM, HA ATAU EJAAN ‘ALLAH’ .”Allah Hu Akhbar.”
Terima kasih buat Ahmadi dari malaysia yang sudah mengirimkan photo ini.
Hasil foto satelit memperlihatkan riak-riak gelombang Tsunami di Sri Lanka mirip tulisan kaligrafi “Allah”. (Foto: Globalsecurity. Org)
Masjid di Meulaboh, Aceh, yang berkubah warna gelap ini tampak tetap berdiri.
Sejumlah bangunan di sisi-sisinya tampak tidak tersisa tersapu tsunami. (Foto: Setpres/Dudi Anung)
Bangunan untuk bersujud kepada-Nya di salah satu sudut kota Meulaboh ini tampak tetap berdiri kokoh.
Bangunan di sekitarnya roboh tersapu gelombang tsunami, kecuali pohon kelapa. (Foto: Indra Shalihin)
Masjid berkubah putih di sudut lain kota Meulaboh juga tampak tetap berbentuk.
Sekitarnya, tampak porak-poranda. (Foto: Setpres/Dudi Anung)
LEBAH YANG MENULIS “ALLAHU”
(Those who are familiar with Arabic will easily be able to identify what this beehive spells – “Allahu”)
(Those who are familiar with Arabic will easily be able to identify what this beehive spells – “Allahu”)
Akan terlihat dengan jelas lafal “Allah” pada batu permata tersebut bila disinari dengan cahaya
Mawar Merah di Angkasa
“Selain itu (sungguh ngeri) ketika langit pecah belah lalu menjadilah ia mawar merah, berkilat seperti minyak”
(Ar-Rahman: 37)
Gambar di atas
adalah gambar ledakan bintang di angkasa yang diperoleh NASA dengan
Teleskop yang sangat canggih. Kejadian tersebut membuktikan kebenaran
Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu pada surah Ar-Rahman di atas.
POHON YANG SEDANG RUKU
This is a recently discovered phenomenon in a forest near Sidney. As you can see, the bottom half of the tree trunk is bowed in such a way that it resembles a person in a posture of Islamic prayer – the ‘ruku’. Looking closer you can see the ‘hands’ resting on the knees. the most amazing thing is that the ‘man’ is directly facing the Kaaba, Mecca which is the direction Muslims all over the world face when in prayer.
Sesungguhnya ALLAH Maha berkuasa dan dapat
menjadikan apa saja yang pernah ataupun tidak pernah terfikir oleh
manusia.Ini merupakan keajaiban alam ciptaan ALLAH.
THE FISH TESTIFIES THE PROPHET (S.A.W)
The story of the fish began when Mr. Goerge Wehbi, a Christian Lebanese, was practicing his fishing hobby, in Dakar Senegal (the Capital of West Africa). He caught many fish. When the went home his wife saw among them a strange fish about 50cm length, with some arabic writing on it. He took it to Sheikh al-Zein, who read clearly what was writen in a natural way. That could not be done by a human being, but rather a Godly Creation which the fish was born with. He read “God’s Servant” on its belly and “Muhammad” near its head, and “His Messenger” on its tail
LAA ILAA HA ILLALLAH WRITEN IN BRANCHES
One brother on Germany wrote and sent this photo. “The branches clearly say in Arabic that- There is no god but Allah. This is said to be a scene on a piece of cultivated farmland in Germany. Many Germans have been said to have embraced Islam upon seeing this miraculous sight and that the German government put steel fences around the part of the farm to prevent people from visiting and witnessing this miraculous site”
Lapadz “Allah” yang terbentuk di telinga seorang bayi
Awan yang membentuk Lapadz “Allah”, kejadian ini diabadikan oleh seseorang di Mekkah
MOSQUE STILL STANDS AFTER EARTQUAKE IN TURKEY
A mosque still stands amidst the rubble of collapsed buildings in this aerial view of a neigborhood in the western Turkish town of Golcuk, 60 miles east of Istanbul, August 19, 1999. The death toll from western Turkey’s worst recorded eartquake surpassed 6,000, as hope waned of finding any of the thousands still missing under the mountains of rubble.
Menurut pemiliknya kalau dilihat dari dekat Gambar di atas
menunjukkan kalimah “Lailahaillah” terbentuk pada seekor ikan
Langganan:
Postingan (Atom)
daftar isi
al fatihah
(3)
anak durhaka
(1)
aneh tapi nyata
(7)
aneka
(1)
artikel
(3)
berita
(1)
byson
(1)
cerita
(2)
hiburan
(1)
hidayah
(6)
indahnya islam
(1)
info
(16)
iseng
(1)
islam
(1)
kaligrafi
(3)
kata mutiara
(3)
liputan
(5)
lucu
(1)
mp3
(3)
my familly
(4)
news
(5)
ngakak
(1)
penemuan baru
(1)
petualangan ruhani
(1)
puisiku
(1)
ramadhan
(2)
tv
(1)
unik
(4)
video
(1)
wallpaper
(4)